![App Logo](/_next/image?url=%2Fassets%2Fimages%2Fcombination-mark-turu.png&w=640&q=75)
![Loading mascot](/_next/image?url=%2Fassets%2Fimages%2Fbg-loading.png&w=3840&q=75)
Please do not sleep yet... ;)
Please do not sleep yet... ;)
2024-05-30T09:31:18 | TURU Bed Editorial Team
Halo Sobat TURU! Apakah kalian sadar setiap kali ada yang menguap kemungkinan besar kita juga akan ketularan dan menguap juga? Unik ya! Yuk kita bahas alasan menguap adalah hal yang menular.
Sederhananya, menguap bisa menular karena adanya empati dan ikatan sosial antar manusia. Dengan demikian, fenomena ini bukanlah sekadar mitos. Beberapa penelitian pun telah membuktikan bahwa melihat atau mendengar seseorang menguap bisa membuat kita melakukan hal yang sama.
Penyebab kenapa menguap bisa menular memang belum diketahui secara pasti. Namun, berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab yang sampai kini masih terus diteliti.
Faktor Lingkungan
Mengutip hasil penelitian yang dimuat pada laman Princeton University, seseorang cenderung sering menguap ketika suhu ruangan lebih rendah dari suhu tubuhnya. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan anggapan bahwa menguap akan mendinginkan suhu di dalam otak. Ketika kita menguap saat cuaca dingin, udara yang masuk ke tubuh akan lebih dingin dan membuat suhu otak ikut menurun.
Maka, ketika berada di lingkungan yang sama dengan seseorang dalam waktu yang lama (seperti di kantor), kita berkemungkinan lebih besar untuk menguap bersama.
Ikatan Sosial Yang Kuat
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Psychology menunjukkan perilaku menguap lebih mudah menular ketika seseorang berada di sekitar orang terdekatnya.
Orang-orang cenderung mudah menguap ketika bersama teman atau keluarga dibandingkan ketika melihat orang asing atau seseorang yang baru saja dikenal.
Masih dalam penelitian yang sama, ditemukan juga bahwa perempuan lebih mudah tertular menguap dibandingkan laki-laki.
Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan meniru gerakan menguap juga erat kaitannya dengan empati sosial.
Meski begitu, jika kita tidak menguap ketika melihat orang lain melakukannya, bukan berarti kita tidak memiliki empati sosial.
Fenomena Echo
Alasan kenapa menguap menular juga bisa dikaitkan dengan fenomena echo (echophenomenon). Fenomena echo adalah perilaku meniru orang lain secara otomatis.
Tidak hanya gerakan menguap, perilaku meniru secara otomatis ini juga bisa terjadi ketika kita mencoba meniru ucapan seseorang. Perilaku meniru kata-kata itu disebut echolalia.
Selain itu, fenomena menguap yang menular ini juga kerap dikaitkan dengan aktivitas korteks motorik pada otak. Korteks motorik merupakan bagian otak yang mengatur koordinasi otot saat menerima informasi sensorik dari sekitar.
Ketika aktivitas korteks motor meningkat, semakin tinggi pula kecenderungan seseorang untuk menguap.
Menarik banget ya, Sobat TURU! Jadi, kalau lain kali kalian ketularan menguap udah ga kebingungan lagi kan
Category :